Jumat, 13 Juni 2014

[Cerpen FanFiction] Cintaku Bersemi di Musim Salju

Cintaku Bersemi di Musim Salju
        Writed by Annisa Umaira Arrahim

Salju berjatuhan dari langit. Memenuhi jalan-jalan. Pohon-pohon terlihat memiliki daun es. Kaca jendela kamarku berkabut oleh nafasku. Sangat dingin. Aku mengenakan jaket yang sangat tebal. Menatap keluar. Terbayang wajahnya diantara salju-salju yang turun. Baekhyun,Maafkan aku. Berkaca-kaca. Tak kusangka,pipiku dialiri airmata. Menangis.
                “Kenapa kau menangis Jen?” menghapus air mataku.
                “Aku merindukannya Selly”
                “Baekhyun-sshi?”
                “Iya,sangat merindukannya” mendekap selly
                “Lebih baik kau istirahat dulu,besok kita ada pemotretan. Have a nice dream.”
                Tak kuatku menahan airmata ini. Ini sungguh aneh,hanya dengan memikirkannya membuat air mataku jatuh. Air mata yang terus jatuh dan jatuh. Wajahnya memenuhi fikiranku dan suaranya terngiang-ngiang dibenakku. Hanya dengan memikirkannya dunia seketika penuh denganmu. Oh god,apa yang telah aku lakukan padanya. Apakah karena selama ini keegoisanku yang selalu mengabaikanmu.
                Bisakah ia menemuiku ketika aku tertidur nanti. Sehingga aku bisa terjaga sepanjang malam. Sepanjang malam yang dipenuhi oleh perasaan berdebar. Perasaan rindu ini menguasaiku. Hingga akhirnya hatiku berkata “Aku kesepian”. Aku ingin kembali padamu. Akan aku lakukan apapun. Baekhyun,jangan pergi! Kembalilah padaku.

                                                                                ***
                Sore ini salju pertama turun dan aku akan pergi makan malam bersama kekasihku,Baekhyun. Sore yang sangat manis. Dia akan menjemputku kerumah dengan mobilnya. Aku menunggu. Menit-menit berlalu. Kumendengar seseorang mengetuk pintu rumahku. Aku pikir itu Baekhyun. Segera kubuka pintu.
                “Hai,baekki. Apa kabar? Aku merindukanmu” ucapku sembari memeluknya.
                “Hai sayang,aku baik sekali setelah bertemu kamu. Aku merindukanmu juga. Dan kamu terlihat sangat cantik sore ini” Menatapku lama.
                “Untukmu” tersenyum malu
                “Yuk,kita berangkat. Silahkan naik tuan putri” Membungkukkan badannya padaku.
                “Terima kasih,pangeranku” ucapku tersenyum padanya
                Diperjalanan sangat banyak hal yang kami bicarakan. Sangat akrab. Padahal hubungan kami baru berumur 3 minggu. Itulah cinta. Kami saling mencintai. Sangat cinta. Tak terasa kami telah sampai didepan sebuah restaurant. Warna restaurant itu maron dengan cahaya lilin yang membuat suasana tempat itu menjadi sangat romantis.
                “Kamu harus pakai jaket ini,diluar sangat dingin. Aku tak ingin kau sakit.” Memakaikan jaketnya padaku. Dia sangat romantis.
                “Baiklah,terima kasih ya sayang”
                Kami berjalan berdua memasuki restaurant. Seseorang mempersilahkankan kami masuk. Ternyata baekhyun telah memesan tempat untuk acara makan malam ini. Kami duduk didekat jendela kaca yang lebar. Melihat salju-salju yang sangat lembut seperti gula kapas yang berterbangan. Sweet boy. Dia sangat tahu cara membuatku bahagia.
                Menyantap makanan diantara lilin yang redup. Alunan musik klasik sangat indah. Obrolan kecil dan tawa melengkapi semuanya. Bersamanya membuat hatiku terus berdebar. Setiap untaian katanya membuatku merinding. Suaranya sangat merdu ketika dia menyanyikan sebuah lagu yang ia ciptakan. Dia bilang kalau lagu itu dia ciptakan ketika ia memikirkanku.
                “Jenny-ah Saranghae” memegang kedua telapak tanganku
                “Baekhyun Saranghae,Never let you go”
                Kami saling bertatapan. Sangat lama. Matanya yang kecil seakan selalu tersenyum ketika bersamaku. Tangannya menghangatkanku. Tak pernah aku merasakan kehangatan seperti ini. Dia berbeda. Sungguh berbeda. Tiba-tiba seorang laki-laki yang diperkirakan berumur 30-an datang menghampiri kami.
                “Annyeonghasimnida,perkenalkan nama saya Kris. Saya seorang fotografer di salah satu majalah terkenal di seoul. Aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu” ucapnya sambil menyalamiku
                “Ya,pekerjaan apa?”
                “Model. Aku fikir dengan wajahmu yang cantik,kau sangat cocok menjadi model dimajalah kami. Kau akan terkenal. Dan tentu saja pendapatannya sangat besar pastinya. Mau?
                “Bagaimana baekhyun?”
                “Terserah padamu,asal kamu bahagia”
                “Hmm boleh deh”
                “Ini diisi dengan biodatamu dan tanda tangani kontrak ini”
                Nama Han Je In. Panggilan Jenny. Gyeonggi,31 Maret 1993. Alamat Seoul. No.Telepon +827895366. Ok. Tanda Tangani kontrak selama 3 bulan awal. Done.
                Baekhyun mengantarkanku kembali kerumah. Sekarang pukul 08.15 pm di jam tanganku. Agak hening kali ini. Baekhyun kelihatan kurang bersemangat. Ada apa gerangan? Apa aku ada salah? Sebaiknya aku bertanya langsung padanya.
                “Kamu baik-baik sajakan?” ucapku cemas
                “Tidak,tidak apa-apa. Hanya saja perasaanku kurang enak. Aku takut kau akan meninggalkanku” Ia menatapku dalam
                “Kamu jangan berfikiran yang tidak-tidak,lupakan. Aku akan selalu disampingmu” memegang bahunya. “Jangan negatif thinking ya,Saranghae”
                “Terima kasih sudah menenangkanku” ia kembali tersenyum seperti sebelumnya
                “Aku turun dulu,bye. Jaga dirimu. Jangan sampai kamu menggigil kedinginan. Love ya~” Ucapku sambil membuka pintu mobil. Lalu ia memegangi tanganku.
                “Oke,kamu juga jaga diri! Jangan terlalu lama begadang aku tak ingin kamu jadi seorang pelupa dan melupakanku. Love ya~” Melambaikan tangannya.
                Aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Debaran tak hentinya berdetak. Perasaan bersamanya masih terasa. Hangat. Aku berjalan memasuki rumah. Aku tinggal sendiri. Kedua orangtuaku tetap berada di Gyeonggi. Aku tetap berada di Seoul untuk melanjutkan studiku di universitas korean art. Music major.
                Rumahku tak terlalu besar. Hanya saja cukup nyaman bagiku tinggal dirumah yang bisa dibilang kecil. Rumah yang sederhana. Didalamnya terdapat 2 kamar tidur,1 ruang tamu,1 dapur,dan 1 kamar mandi yang terletak disamping kamarku. Perabotan seadannya. Elektronik seperlunya. Ya,sangat sederhana.
                Aku merebahkan badanku kekasur. Teringat pesannya. Jangan begadang. Sebuah kebiasaan sejak aku memasuki bangku perkuliahan. Letih. Aku pun terlelap dalam suasana hangat balutan jaketnya. Masuk dalam dunia mimpi bersamanya. Good Night!

                                                                                                ***
                Dengan hati berdebar kubuka mata di pagi hari. Perasaan seperti saat membuka sebuah pita hadiah. Hari demi hari dengan mengenalmu. Cintamu, sebentuk manusia kecil dan lemah. Namun bisa merubah semuanya. Seluruh hidupku,seluruh isi duniaku.
                Sebuah pesan masuk ke handphoneku
                “Kamu sibuk hari ini? Tidak ada jadwal pemotretan kan?”
                Secepat kilat jari-jariku bermain diatasnya membalas pesan singkat dari orang yang sangat aku cintai.
                “Iya,aku ada 3 schedule hari ini. Bisakah kamu bersabar untukku. Please!”
                “Iya,untuk kali ini saja. Good luck”
                Ku berjalan menuju kamar mandi. Cuaca yang dingin membuatku terus-terusan ke kamar mandi. Kumelanjutkannya dengan membersihkan badanku dengan air hangat. Setelah itu aku bersiap-siap untuk pemotretan hari ini. Jangan lupa memakai lipgloss,bisa-bisa bibirku menjadi pucat dan kering karena dinginnya cuaca.
                Kali ini salju berhenti turun namun cuaca masih terasa sangat menusuk. Aku kenakan jaket yang diberikan Baekhyun padaku. Dimusim dingin yang panjang ini,hanya dirinya yang memberikan kehangatan dibalik jaketku. Sebaiknya aku segera pergi. Aku tak ingin terlambat pemotretan.
                Bongkahan salju masih berada ditempatnya. Hingga sebuah taxi datang padaku dan menghancurkan bongkahan salju itu. Perjalanan menuju lokasi pemotretan. Lokasinya tidak terlalu jauh. Mungkin aku akan sampai disana dalam waktu 15 menit. Sesampainya...
                “Annyeong jenny,apa kabar” Seorang model cowok menyapaku.
                “Annyeong. Haha aku baik. Dan kau?
                “Baik,perkenalkan namaku Kim Min hyuk. Aku pasanganmu saat pemotretan nanti. Senang bekerjasama denganmu” Menyalamiku.
                “Minhyuk,Sungguh?” aku terkaget. “Oh god,aku harap Baekhyun tidak marah padaku” ucapku dalam hati.
                “Kenapa kau kaget?” ia mengecilkan sebelah matanya. Ia terlihat heran padaku.
                “Tidak ada,sungguh”
                Seseorang memanggilku untuk segera standbye. Karena pemotretan akan dimulai 5 menit lagi. Aku segera mengganti pakaianku dan wajahku dipoles oleh seorang make-up artist. Temanya cinta. Sehingga aku berpakaian merah-merah. Dan dengan dandanan yang sangat natural. Terlintas difikiranku,apakah aku akan beradegan mesra dengan minhyuk? Temanya kan cinta. Oh My God.
                Kami bersiap didepan kamera. Fotografer menyuruhku untuk berdiri dan tersenyum. Tiba-tiba minhyuk memelukku dari belakang. Seketika wajahku yang tersenyum berubah kaget. Mataku yang bulat melirik ke arahnya. “Apa-apaan ini” gumamku dalam hati.
                “satu,dua,tiga.. jepreet!!” ucap fotografer memberi aba-aba
                “Bagaimana Jenny? Kau menyukainya?” Ucap Minhyuk terlihat puas
                “Hmm.. Sebenernyaa...Aku tidak menyukai pose seperti ini. Aku merasa kurang nyaman.” Balasku “Om fotografer,ada pose lain gak? Maunya sih sendiri. Bisa?”
                “Haha kau lucu Jenny. Tema kali ini kan cinta. Pastinya kau harus memiliki pasangan dalam pemotretan ini. Minhyuk adalah orang yang pas buatmu. Dia juga sangat profesional. Kamu bisa belajar dengannya. Oke?” Ucap fotografer menjelaskan
                “Tidak ada kesempatan lain?”
                “Sepertinya tidak,maaf”
Kami pun melanjutkan pemotretan. Aku terlihat sangat kaku tetapi entah kenapa hasilnya sangat bagus. Fotografer terlihat senang dan puas dengan hasil potretannya. Walaupun expressiku berubah tetap saja gambar itu terlihat sangat mesra. “Apa yang telah aku lakukan,aku tak ingin menghancurkan perasaannya” Teriakku dalam hati.
                Hingga akhirnya majalah itu terbit dan foto itu menjadi cover majalah.
                Play: J-Min-Standup. Seseorang menelfonku. Ahh~ itu pasti Baekhyun. Aku merindukannya tapi aku takut kalau dia akan marah padaku. Perasaan galaupun hinggap didiriku. Menghela nafas. Mengangkatnya.
                “Yeoboseyo,baekki. Apa kabarmu? Sudah 2 hari aku tidak menghubungimu. Aku terlalu sibuk. Maafkan aku” ucapku menyesali.
                “Kurang baik” jawabnya datar
                “Kenapa? Kamu sakit? Aku kerumah kamu ya”
                “Ya,sakit hati. Aku tak bisa terus membiarkanmu didunia itu. Itu sangat menyakitkanku. Aku cemburu. Bisakah kamu mengerti perasaanku Jenny-ah?” suaranya penuh harap
                “Maafkan aku,tuntutan pekerjaan. Aku berusaha untuk tetap menjaga perasaanmu”
                “Sungguh,aku tidak rela melihatmu bersama lelaki itu. Kalian terlihat sangat mesra. Dan sepertinya kamu sangat menikmati pekerjaan itu”
                “Enggak, aku tidak menikmatinya. Kamu jangan berfikiran yang tidak-tidak. Ini pekerjaanku”
                “Kamu sudah mulai sangat egois”
                “Maaf,bagiku kamu sudah sangat over-protective terhadapku. Dan juga kamu egois. Mementingkan perasaanmu saja.”
                “Tidak! Itu semua karna aku cinta padamu Jenny,maafkan aku”
                Panggilan terputus.
                Oh god. Apa yang telah aku katakan padanya. Hatinya terlalu lembut. Mengapa aku menyakitinya. Seketika perasaanku bercampur aduk. Tak tahu apa yang sebenarnya aku rasakan. Cinta,kesal,rindu menjadi satu.
***
Dilokasi pemotretan. Aku tak menyangka Baekhyun akan kesini. Aku segera menghampirinya.
                “Baekhyun,kok kamu bisa disini?”
                “Aku mencari seseorang”
                “Siapa?”
                “Orang yang diam-diam suka padamu” Menunjuk ke arah Minhyuk
                “Hey punk! Apa urusanmu??!!” gertak minhyuk
                “Aku sudah peringatkan kamu,jangan coba-coba mendekati Jenny” Liriknya tajam
                “Aishh!! Siapa kau? Beraninya!!!” Memegang kerah baju Baekhyun
                “Lepaskan,jangan paksaku untuk melakukan sesuatu yang buruk” Matanya memancarkan cahaya merah. Seperti api amarah.
                “Baiklah,ambil wanitamu itu! Aku tak butuh dia. Masih banyak wanita yang menginginkanku” Tatapan Minhyuk kecewa. “Tetapi aku tidak akan berhenti sampai disini” bisik Minhyuk pada dirinya.
                Tiba-tiba Baekhyun menarikku. Membawaku pergi kesebuah tempat dimana hanya ada kami berdua. Ia membawaku kedalam mobilnya. Menghidupkan pemanas udara.
                “Jenny,dengarkan! Jangan ada seorang pun yang boleh melirikmu. Tidak akan pernah. Akanku sembunyikan kamu dalam pelukanku” tatapnya tajam
                “Haha so sweet!! Aku mencintaimu baekhyun”
                “Aku serius”
                “hmm..” aku terhening sejenak
                “Baiklah,cukup saja pemotretanmu hari ini. Sebaiknya kamu pulang saja. Aku akan mengantarmu pulang”
                                                                                                ***
                5 hari setelah kejadian Baekhyun dan Minhyuk. Kali ini aku akan berpose lagi dengan Minhyuk. Kenapa nasibku seperti ini. Temanya tentang menyambut musim semi. Aku memakai baju kemeja lengan pendek merah dengan bunga berwarna kuning dan celana berwarna cream. Gaya tropis. Sedangkan Minhyuk mengenakan Kemeja lengan pendek berwarna biru dan kuning. Semuanya terlihat nyata. Oh god,apalagi kali ini. Aku tidak ingin kejadian dulu terjadi lagi.
Kulihat Minhyuk berusaha sedekat mungkin denganku. Mengapit leherku di lengannya. Lirikkan matanya tertuju padaku. Aku hanya bisa tersenyum dan mengacungkan jempol. Apa dia ingin membuat Baekhyun cemburu. Oh~ Tidak! Tidak lagi.
                Aku berencana setelah pemotretan ini,aku akan pergi kerumah Baekhyun. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Lebih baik aku jelaskan padanya. Membicarakan masalah ini secara baik-baik. Diperjalanan.
                Toook...Took.. “Baekhyun-i buka pintunya! ini aku Jenny” Teriakku berharap pintu segera terbuka. Tak sabar ingin melihat wajahnya. Tak ada jawaban. Ku terus menunggu dan menunggu. Sampai-sampai aku tertidur didepan pintu rumahnya yang lumayan besar. Dia bisa dibilang ber-uang. Dan rumah ini milik dia sendiri. Orangtuanya tinggal di apartemen. Pukul 11 malam. Sebaiknya aku pulang. Dia tidak akan pulang malam ini. Sudah sangat larut.
                                                                                                ***
                Seminggu sudah dia tidak menghubungiku setelah foto keduaku dengan Minhyuk di majalah. Dan komentar masyarakat yang mengatakan kami sangat cocok. Berusaha untuk menghubunginya,handphonenya aktif namun tidak pernah dijawabnya. Pesanku pun tak dibalasnya. Semarah itukah dia padaku. Teringat masa bersamanya itu ketika nafasku tersendat saat ia berjalan perlahan kehadapanku dan tersenyum padaku. Juga ketika ia menatapku dan deru nafasnya bahkan sangat tedengar jelas ditelingaku. Dia sungguh membuatku gila.
                Haruskahku meninggalkan pekerjaan ini untuknya. Mungkin. Tapi belum waktunya. Aku butuh waktu yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi aku tidak tahu kapan. Biarkan saja waktu yang akan menjawab semua kegundahan ini.
                Kembali ke malam dimana aku menangis terisak mengingatnya. Ketika dilanda rindu. Tetapi tak satu pun yang mengerti . Semuanya pergi berlalu. Kesepian menyelimuti hari-hariku. Hari hari berlalu dalam penyesalan. Dan berharap bisa menghentikan waktu kembali ke waktu ketika aku bersamanya.
                Ku mencoba menemukannya, ia yang tak pernah kulihat lagi. Ku mencoba mendengarnya, ia yang tak pernah ku dengar lagi suaranya. Karena setelah ia beranjak pergi. Semua terasa hampa. Memutar waktu andai kita bisa bersama lagi,Baekhyun. Mengembalikan hatiku. Mungkinkah kita bersama lagi. Sudahlah. Cukup sudah aku melamun kali ini.
                Aku berjalan sendiri dijalan yang gemerlap ini,semua terlihat bahagia. Mencoba memikirkan tentangmu,yang selalu ada seperti di udara. Begitu bodohnya aku melepasmu begitu saja waktu itu. Maafkan aku sekali lagi.
                Aku menghabisi hari ini dengan berjalan-jalan diluar. Berharap bisa bertemu dengannya. Mungkinkah airmata ini menetes? Digemerlap lampu yang menghiasi jalanan. Diantara semua,aku melihat sinar mata seperti cahaya bintang dari kejauhan. Sinar itu sinar mata Baekhyun. Dia berjalan sendiri. Lalu seakan ia jatuh dalam tanganku ketika ia datang memelukku.
                “Maafkan aku yang selama ini mengacuhkanmu. Aku tidak bisa terus-terusan memperlakukanmu seperti ini. Gejolak rindu menghantamku. Aku tak tahan lagi. Mianhae! I am so sorry” Ucapnya memegangi pipiku.
                Bodohnya aku yang tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia memelukku erat. Menyentuh rambut panjangku yang kecokelatan . Aku bisa merasakan debaran jantungnya. Sangat kencang. Dimusim dingin kali ini aku mulai dipenuhi oleh hangatnya memori itu. Semua ini seperti seberkas cahaya yang jatuh dari langit. Berharap dan berdoa ini bukanlah mimpi.
                “Is it real? Baekhyun?” seketika air mataku mengalir bagaikan salju yang meleleh
                “Iya,ini aku Jenny. Jangan menangis. Aku tak ingin airmatamu jatuh seperti salju yang turun. Mohon berhentilah.” Ucapnya menghapus airmataku dengan ibu jarinya.
                Saat salju mulai turun diantara kami,akankah hati yang tersakiti akan pulih kembali?
                “Maafkan aku atas keegoisanku yang memperdulikan diri sendiri. Kejamnya aku yang mengabaikan perasaanmu. Aku bahkan tidak percaya,bisa menjadi seperti ini. Cintamu senantiasa merubahku. Terima kasih banyak. Aku tak tahu bagaimana cara berterima kasih padamu atas segala cinta yang kamu berikan padaku”
                “Lalu..”
                “Ya,hari demi hari aku merubah diri agar kau kembali padaku. Sepertinya cintaku kembali bersemi tanpa batas. Saranghaeyo”
                “Jangan pernah kau tinggalkanku lagi” menggenggam kedua tanganku. Sangat kuat. Tidak ingin aku pergi untuk kedua kalinya. “Aku punya satu permintaan buat kamu”
                “Iya apa?
                “Tinggalkan pekerjaan itu dan kembali padaku. Tetaplah disisiku”
                “Yes!!! I do J” Ucapku tegas
                “Thanks chagi (Sayang)” mengecup dahiku. Oh god. Ini yang pertama kalinya.

                Ia memiliki tinggi 175 cm.Berbeda 15 cm diatasku. Sehingga aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.Aku bisa melihat dengan jelas kedua matanya. Hidungnya yang mancung. Bibirnya dengan senyum yang menawan. Rambutnya yang cokelat muda ditambah dengan topi berwarna merah membuatnya terlihat sangat tampan. Kami bertatapan sangat lama. Sekeliling kami terhenti. Serasa dunia ini hanya milik kami berdua. Layaknya roman picisan.

Setelah waktu berlalu,faktanya kau sangat berharga. Semua selalu terlambat. Mengapa aku tidak menyadarinya dari dulu. Inginku katakan padanya,semua telah berbeda sekarang. Kehampaan itu sirna sudah. Saat ini semua perasaan itu bersemi kembali. Ditengah-tengah salju yang turun. Berharap kesalahan-kesalahan itu tak terulangi kembali. Angin malam yang berhembus mengantarkan harap ini. Semoga menjadi kenyataan dan abadi.

0 komentar:

Posting Komentar