Cintaku
Bersemi di Musim Salju
Writed
by Annisa Umaira Arrahim
Salju berjatuhan dari langit. Memenuhi jalan-jalan.
Pohon-pohon terlihat memiliki daun es. Kaca jendela kamarku berkabut oleh
nafasku. Sangat dingin. Aku mengenakan jaket yang sangat tebal. Menatap keluar.
Terbayang wajahnya diantara salju-salju yang turun. Baekhyun,Maafkan aku.
Berkaca-kaca. Tak kusangka,pipiku dialiri airmata. Menangis.
“Kenapa
kau menangis Jen?” menghapus air mataku.
“Aku
merindukannya Selly”
“Baekhyun-sshi?”
“Iya,sangat
merindukannya” mendekap selly
“Lebih
baik kau istirahat dulu,besok kita ada pemotretan. Have a nice dream.”
Tak
kuatku menahan airmata ini. Ini sungguh aneh,hanya dengan memikirkannya membuat
air mataku jatuh. Air mata yang terus jatuh dan jatuh. Wajahnya memenuhi
fikiranku dan suaranya terngiang-ngiang dibenakku. Hanya dengan memikirkannya
dunia seketika penuh denganmu. Oh god,apa yang telah aku lakukan padanya.
Apakah karena selama ini keegoisanku yang selalu mengabaikanmu.
Bisakah
ia menemuiku ketika aku tertidur nanti. Sehingga aku bisa terjaga sepanjang
malam. Sepanjang malam yang dipenuhi oleh perasaan berdebar. Perasaan rindu ini
menguasaiku. Hingga akhirnya hatiku berkata “Aku kesepian”. Aku ingin kembali
padamu. Akan aku lakukan apapun. Baekhyun,jangan pergi! Kembalilah padaku.
***
Sore
ini salju pertama turun dan aku akan pergi makan malam bersama
kekasihku,Baekhyun. Sore yang sangat manis. Dia akan menjemputku kerumah dengan
mobilnya. Aku menunggu. Menit-menit berlalu. Kumendengar seseorang mengetuk
pintu rumahku. Aku pikir itu Baekhyun. Segera kubuka pintu.
“Hai,baekki.
Apa kabar? Aku merindukanmu” ucapku sembari memeluknya.
“Hai
sayang,aku baik sekali setelah bertemu kamu. Aku merindukanmu juga. Dan kamu
terlihat sangat cantik sore ini” Menatapku lama.
“Untukmu”
tersenyum malu
“Yuk,kita
berangkat. Silahkan naik tuan putri” Membungkukkan badannya padaku.
“Terima
kasih,pangeranku” ucapku tersenyum padanya
Diperjalanan
sangat banyak hal yang kami bicarakan. Sangat akrab. Padahal hubungan kami baru
berumur 3 minggu. Itulah cinta. Kami saling mencintai. Sangat cinta. Tak terasa
kami telah sampai didepan sebuah restaurant. Warna restaurant itu maron dengan
cahaya lilin yang membuat suasana tempat itu menjadi sangat romantis.
“Kamu
harus pakai jaket ini,diluar sangat dingin. Aku tak ingin kau sakit.”
Memakaikan jaketnya padaku. Dia sangat romantis.
“Baiklah,terima
kasih ya sayang”
Kami
berjalan berdua memasuki restaurant. Seseorang mempersilahkankan kami masuk.
Ternyata baekhyun telah memesan tempat untuk acara makan malam ini. Kami duduk
didekat jendela kaca yang lebar. Melihat salju-salju yang sangat lembut seperti
gula kapas yang berterbangan. Sweet boy. Dia sangat tahu cara membuatku
bahagia.
Menyantap
makanan diantara lilin yang redup. Alunan musik klasik sangat indah. Obrolan
kecil dan tawa melengkapi semuanya. Bersamanya membuat hatiku terus berdebar.
Setiap untaian katanya membuatku merinding. Suaranya sangat merdu ketika dia
menyanyikan sebuah lagu yang ia ciptakan. Dia bilang kalau lagu itu dia
ciptakan ketika ia memikirkanku.
“Jenny-ah
Saranghae” memegang kedua telapak tanganku
“Baekhyun
Saranghae,Never let you go”
Kami
saling bertatapan. Sangat lama. Matanya yang kecil seakan selalu tersenyum
ketika bersamaku. Tangannya menghangatkanku. Tak pernah aku merasakan
kehangatan seperti ini. Dia berbeda. Sungguh berbeda. Tiba-tiba seorang
laki-laki yang diperkirakan berumur 30-an datang menghampiri kami.
“Annyeonghasimnida,perkenalkan
nama saya Kris. Saya seorang fotografer di salah satu majalah terkenal di
seoul. Aku ingin menawarkan pekerjaan untukmu” ucapnya sambil menyalamiku
“Ya,pekerjaan
apa?”
“Model.
Aku fikir dengan wajahmu yang cantik,kau sangat cocok menjadi model dimajalah
kami. Kau akan terkenal. Dan tentu saja pendapatannya sangat besar pastinya.
Mau?
“Bagaimana
baekhyun?”
“Terserah
padamu,asal kamu bahagia”
“Hmm
boleh deh”
“Ini
diisi dengan biodatamu dan tanda tangani kontrak ini”
Nama
Han Je In. Panggilan Jenny. Gyeonggi,31 Maret 1993. Alamat Seoul. No.Telepon
+827895366. Ok. Tanda Tangani kontrak selama 3 bulan awal. Done.
Baekhyun
mengantarkanku kembali kerumah. Sekarang pukul 08.15 pm di jam tanganku. Agak
hening kali ini. Baekhyun kelihatan kurang bersemangat. Ada apa gerangan? Apa
aku ada salah? Sebaiknya aku bertanya langsung padanya.
“Kamu
baik-baik sajakan?” ucapku cemas
“Tidak,tidak
apa-apa. Hanya saja perasaanku kurang enak. Aku takut kau akan meninggalkanku”
Ia menatapku dalam
“Kamu
jangan berfikiran yang tidak-tidak,lupakan. Aku akan selalu disampingmu”
memegang bahunya. “Jangan negatif thinking ya,Saranghae”
“Terima
kasih sudah menenangkanku” ia kembali tersenyum seperti sebelumnya
“Aku
turun dulu,bye. Jaga dirimu. Jangan sampai kamu menggigil kedinginan. Love ya~”
Ucapku sambil membuka pintu mobil. Lalu ia memegangi tanganku.
“Oke,kamu
juga jaga diri! Jangan terlalu lama begadang aku tak ingin kamu jadi seorang
pelupa dan melupakanku. Love ya~” Melambaikan tangannya.
Aku
hanya bisa tersenyum melihatnya. Debaran tak hentinya berdetak. Perasaan
bersamanya masih terasa. Hangat. Aku berjalan memasuki rumah. Aku tinggal
sendiri. Kedua orangtuaku tetap berada di Gyeonggi. Aku tetap berada di Seoul
untuk melanjutkan studiku di universitas korean art. Music major.
Rumahku
tak terlalu besar. Hanya saja cukup nyaman bagiku tinggal dirumah yang bisa
dibilang kecil. Rumah yang sederhana. Didalamnya terdapat 2 kamar tidur,1 ruang
tamu,1 dapur,dan 1 kamar mandi yang terletak disamping kamarku. Perabotan
seadannya. Elektronik seperlunya. Ya,sangat sederhana.
Aku
merebahkan badanku kekasur. Teringat pesannya. Jangan begadang. Sebuah
kebiasaan sejak aku memasuki bangku perkuliahan. Letih. Aku pun terlelap dalam
suasana hangat balutan jaketnya. Masuk dalam dunia mimpi bersamanya. Good
Night!
***
Dengan
hati berdebar kubuka mata di pagi hari. Perasaan seperti saat membuka sebuah
pita hadiah. Hari demi hari dengan mengenalmu. Cintamu, sebentuk manusia kecil
dan lemah. Namun bisa merubah semuanya. Seluruh hidupku,seluruh isi duniaku.
Sebuah
pesan masuk ke handphoneku
“Kamu
sibuk hari ini? Tidak ada jadwal pemotretan kan?”
Secepat
kilat jari-jariku bermain diatasnya membalas pesan singkat dari orang yang
sangat aku cintai.
“Iya,aku
ada 3 schedule hari ini. Bisakah kamu bersabar untukku. Please!”
“Iya,untuk
kali ini saja. Good luck”
Ku
berjalan menuju kamar mandi. Cuaca yang dingin membuatku terus-terusan ke kamar
mandi. Kumelanjutkannya dengan membersihkan badanku dengan air hangat. Setelah
itu aku bersiap-siap untuk pemotretan hari ini. Jangan lupa memakai
lipgloss,bisa-bisa bibirku menjadi pucat dan kering karena dinginnya cuaca.
Kali
ini salju berhenti turun namun cuaca masih terasa sangat menusuk. Aku kenakan
jaket yang diberikan Baekhyun padaku. Dimusim dingin yang panjang ini,hanya
dirinya yang memberikan kehangatan dibalik jaketku. Sebaiknya aku segera pergi.
Aku tak ingin terlambat pemotretan.
Bongkahan
salju masih berada ditempatnya. Hingga sebuah taxi datang padaku dan
menghancurkan bongkahan salju itu. Perjalanan menuju lokasi pemotretan.
Lokasinya tidak terlalu jauh. Mungkin aku akan sampai disana dalam waktu 15
menit. Sesampainya...
“Annyeong
jenny,apa kabar” Seorang model cowok menyapaku.
“Annyeong.
Haha aku baik. Dan kau?
“Baik,perkenalkan
namaku Kim Min hyuk. Aku pasanganmu saat pemotretan nanti. Senang bekerjasama
denganmu” Menyalamiku.
“Minhyuk,Sungguh?”
aku terkaget. “Oh god,aku harap Baekhyun tidak marah padaku” ucapku dalam hati.
“Kenapa
kau kaget?” ia mengecilkan sebelah matanya. Ia terlihat heran padaku.
“Tidak
ada,sungguh”
Seseorang
memanggilku untuk segera standbye. Karena pemotretan akan dimulai 5 menit lagi.
Aku segera mengganti pakaianku dan wajahku dipoles oleh seorang make-up artist.
Temanya cinta. Sehingga aku berpakaian merah-merah. Dan dengan dandanan yang
sangat natural. Terlintas difikiranku,apakah aku akan beradegan mesra dengan
minhyuk? Temanya kan cinta. Oh My God.
Kami
bersiap didepan kamera. Fotografer menyuruhku untuk berdiri dan tersenyum.
Tiba-tiba minhyuk memelukku dari belakang. Seketika wajahku yang tersenyum
berubah kaget. Mataku yang bulat melirik ke arahnya. “Apa-apaan ini” gumamku
dalam hati.
“satu,dua,tiga..
jepreet!!” ucap fotografer memberi aba-aba
“Bagaimana
Jenny? Kau menyukainya?” Ucap Minhyuk terlihat puas
“Hmm..
Sebenernyaa...Aku tidak menyukai pose seperti ini. Aku merasa kurang nyaman.”
Balasku “Om fotografer,ada pose lain gak? Maunya sih sendiri. Bisa?”
“Haha
kau lucu Jenny. Tema kali ini kan cinta. Pastinya kau harus memiliki pasangan
dalam pemotretan ini. Minhyuk adalah orang yang pas buatmu. Dia juga sangat
profesional. Kamu bisa belajar dengannya. Oke?” Ucap fotografer menjelaskan
“Tidak
ada kesempatan lain?”
“Sepertinya
tidak,maaf”
Kami pun
melanjutkan pemotretan. Aku terlihat sangat kaku tetapi entah kenapa hasilnya
sangat bagus. Fotografer terlihat senang dan puas dengan hasil potretannya.
Walaupun expressiku berubah tetap saja gambar itu terlihat sangat mesra. “Apa
yang telah aku lakukan,aku tak ingin menghancurkan perasaannya” Teriakku dalam
hati.
Hingga
akhirnya majalah itu terbit dan foto itu menjadi cover majalah.
Play:
J-Min-Standup. Seseorang menelfonku. Ahh~ itu pasti Baekhyun. Aku merindukannya
tapi aku takut kalau dia akan marah padaku. Perasaan galaupun hinggap didiriku.
Menghela nafas. Mengangkatnya.
“Yeoboseyo,baekki.
Apa kabarmu? Sudah 2 hari aku tidak menghubungimu. Aku terlalu sibuk. Maafkan
aku” ucapku menyesali.
“Kurang
baik” jawabnya datar
“Kenapa?
Kamu sakit? Aku kerumah kamu ya”
“Ya,sakit
hati. Aku tak bisa terus membiarkanmu didunia itu. Itu sangat menyakitkanku.
Aku cemburu. Bisakah kamu mengerti perasaanku Jenny-ah?” suaranya penuh harap
“Maafkan
aku,tuntutan pekerjaan. Aku berusaha untuk tetap menjaga perasaanmu”
“Sungguh,aku
tidak rela melihatmu bersama lelaki itu. Kalian terlihat sangat mesra. Dan sepertinya
kamu sangat menikmati pekerjaan itu”
“Enggak,
aku tidak menikmatinya. Kamu jangan berfikiran yang tidak-tidak. Ini
pekerjaanku”
“Kamu
sudah mulai sangat egois”
“Maaf,bagiku
kamu sudah sangat over-protective terhadapku. Dan juga kamu egois. Mementingkan
perasaanmu saja.”
“Tidak!
Itu semua karna aku cinta padamu Jenny,maafkan aku”
Panggilan
terputus.
Oh
god. Apa yang telah aku katakan padanya. Hatinya terlalu lembut. Mengapa aku
menyakitinya. Seketika perasaanku bercampur aduk. Tak tahu apa yang sebenarnya
aku rasakan. Cinta,kesal,rindu menjadi satu.
***
Dilokasi
pemotretan. Aku tak menyangka Baekhyun akan kesini. Aku segera menghampirinya.
“Baekhyun,kok kamu bisa disini?”
“Aku mencari seseorang”
“Siapa?”
“Orang yang diam-diam suka
padamu” Menunjuk ke arah Minhyuk
“Hey punk! Apa urusanmu??!!”
gertak minhyuk
“Aku sudah peringatkan
kamu,jangan coba-coba mendekati Jenny” Liriknya tajam
“Aishh!! Siapa kau?
Beraninya!!!” Memegang kerah baju Baekhyun
“Lepaskan,jangan paksaku untuk
melakukan sesuatu yang buruk” Matanya memancarkan cahaya merah. Seperti api
amarah.
“Baiklah,ambil wanitamu itu! Aku
tak butuh dia. Masih banyak wanita yang menginginkanku” Tatapan Minhyuk kecewa.
“Tetapi aku tidak akan berhenti sampai disini” bisik Minhyuk pada dirinya.
Tiba-tiba Baekhyun menarikku.
Membawaku pergi kesebuah tempat dimana hanya ada kami berdua. Ia membawaku
kedalam mobilnya. Menghidupkan pemanas udara.
“Jenny,dengarkan! Jangan ada
seorang pun yang boleh melirikmu. Tidak akan pernah. Akanku sembunyikan kamu
dalam pelukanku” tatapnya tajam
“Haha so sweet!! Aku mencintaimu
baekhyun”
“Aku serius”
“hmm..” aku terhening sejenak
“Baiklah,cukup saja pemotretanmu
hari ini. Sebaiknya kamu pulang saja. Aku akan mengantarmu pulang”
***
5
hari setelah kejadian Baekhyun dan Minhyuk. Kali ini aku akan berpose lagi
dengan Minhyuk. Kenapa nasibku seperti ini. Temanya tentang menyambut musim
semi. Aku memakai baju kemeja lengan pendek merah dengan bunga berwarna kuning
dan celana berwarna cream. Gaya tropis. Sedangkan Minhyuk mengenakan Kemeja
lengan pendek berwarna biru dan kuning. Semuanya terlihat nyata. Oh god,apalagi
kali ini. Aku tidak ingin kejadian dulu terjadi lagi.
Kulihat
Minhyuk berusaha sedekat mungkin denganku. Mengapit leherku di lengannya.
Lirikkan matanya tertuju padaku. Aku hanya bisa tersenyum dan mengacungkan
jempol. Apa dia ingin membuat Baekhyun cemburu. Oh~ Tidak! Tidak lagi.
Aku
berencana setelah pemotretan ini,aku akan pergi kerumah Baekhyun. Aku sangat
ingin bertemu dengannya. Lebih baik aku jelaskan padanya. Membicarakan masalah
ini secara baik-baik. Diperjalanan.
Toook...Took..
“Baekhyun-i buka pintunya! ini aku Jenny” Teriakku berharap pintu segera
terbuka. Tak sabar ingin melihat wajahnya. Tak ada jawaban. Ku terus menunggu
dan menunggu. Sampai-sampai aku tertidur didepan pintu rumahnya yang lumayan
besar. Dia bisa dibilang ber-uang. Dan rumah ini milik dia sendiri. Orangtuanya
tinggal di apartemen. Pukul 11 malam. Sebaiknya aku pulang. Dia tidak akan
pulang malam ini. Sudah sangat larut.
***
Seminggu
sudah dia tidak menghubungiku setelah foto keduaku dengan Minhyuk di majalah.
Dan komentar masyarakat yang mengatakan kami sangat cocok. Berusaha untuk
menghubunginya,handphonenya aktif namun tidak pernah dijawabnya. Pesanku pun
tak dibalasnya. Semarah itukah dia padaku. Teringat masa bersamanya itu ketika
nafasku tersendat saat ia berjalan perlahan kehadapanku dan tersenyum padaku. Juga
ketika ia menatapku dan deru nafasnya bahkan sangat tedengar jelas ditelingaku.
Dia sungguh membuatku gila.
Haruskahku
meninggalkan pekerjaan ini untuknya. Mungkin. Tapi belum waktunya. Aku butuh
waktu yang cocok untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi aku tidak tahu kapan.
Biarkan saja waktu yang akan menjawab semua kegundahan ini.
Kembali
ke malam dimana aku menangis terisak mengingatnya. Ketika dilanda rindu. Tetapi
tak satu pun yang mengerti . Semuanya pergi berlalu. Kesepian menyelimuti
hari-hariku. Hari hari berlalu dalam penyesalan. Dan berharap bisa menghentikan
waktu kembali ke waktu ketika aku bersamanya.
Ku
mencoba menemukannya, ia yang tak pernah kulihat lagi. Ku mencoba mendengarnya,
ia yang tak pernah ku dengar lagi suaranya. Karena setelah ia beranjak pergi.
Semua terasa hampa. Memutar waktu andai kita bisa bersama lagi,Baekhyun.
Mengembalikan hatiku. Mungkinkah kita bersama lagi. Sudahlah. Cukup sudah aku
melamun kali ini.
Aku
berjalan sendiri dijalan yang gemerlap ini,semua terlihat bahagia. Mencoba
memikirkan tentangmu,yang selalu ada seperti di udara. Begitu bodohnya aku
melepasmu begitu saja waktu itu. Maafkan aku sekali lagi.
Aku
menghabisi hari ini dengan berjalan-jalan diluar. Berharap bisa bertemu
dengannya. Mungkinkah airmata ini menetes? Digemerlap lampu yang menghiasi
jalanan. Diantara semua,aku melihat sinar mata seperti cahaya bintang dari
kejauhan. Sinar itu sinar mata Baekhyun. Dia berjalan sendiri. Lalu seakan ia
jatuh dalam tanganku ketika ia datang memelukku.
“Maafkan
aku yang selama ini mengacuhkanmu. Aku tidak bisa terus-terusan memperlakukanmu
seperti ini. Gejolak rindu menghantamku. Aku tak tahan lagi. Mianhae! I am so
sorry” Ucapnya memegangi pipiku.
Bodohnya
aku yang tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia memelukku erat. Menyentuh
rambut panjangku yang kecokelatan . Aku bisa merasakan debaran jantungnya.
Sangat kencang. Dimusim dingin kali ini aku mulai dipenuhi oleh hangatnya
memori itu. Semua ini seperti seberkas cahaya yang jatuh dari langit. Berharap
dan berdoa ini bukanlah mimpi.
“Is
it real? Baekhyun?” seketika air mataku mengalir bagaikan salju yang meleleh
“Iya,ini
aku Jenny. Jangan menangis. Aku tak ingin airmatamu jatuh seperti salju yang
turun. Mohon berhentilah.” Ucapnya menghapus airmataku dengan ibu jarinya.
Saat
salju mulai turun diantara kami,akankah hati yang tersakiti akan pulih kembali?
“Maafkan
aku atas keegoisanku yang memperdulikan diri sendiri. Kejamnya aku yang
mengabaikan perasaanmu. Aku bahkan tidak percaya,bisa menjadi seperti ini.
Cintamu senantiasa merubahku. Terima kasih banyak. Aku tak tahu bagaimana cara
berterima kasih padamu atas segala cinta yang kamu berikan padaku”
“Lalu..”
“Ya,hari
demi hari aku merubah diri agar kau kembali padaku. Sepertinya cintaku kembali
bersemi tanpa batas. Saranghaeyo”
“Jangan
pernah kau tinggalkanku lagi” menggenggam kedua tanganku. Sangat kuat. Tidak
ingin aku pergi untuk kedua kalinya. “Aku punya satu permintaan buat kamu”
“Iya
apa?
“Tinggalkan
pekerjaan itu dan kembali padaku. Tetaplah disisiku”
“Yes!!!
I do J”
Ucapku tegas
“Thanks
chagi (Sayang)” mengecup dahiku. Oh god. Ini yang pertama kalinya.
Ia
memiliki tinggi 175 cm.Berbeda 15 cm diatasku. Sehingga aku mengangkat kepalaku
untuk menatapnya.Aku bisa melihat dengan jelas kedua matanya. Hidungnya yang
mancung. Bibirnya dengan senyum yang menawan. Rambutnya yang cokelat muda ditambah
dengan topi berwarna merah membuatnya terlihat sangat tampan. Kami bertatapan
sangat lama. Sekeliling kami terhenti. Serasa dunia ini hanya milik kami
berdua. Layaknya roman picisan.
Setelah waktu
berlalu,faktanya kau sangat berharga. Semua selalu terlambat. Mengapa aku tidak
menyadarinya dari dulu. Inginku katakan padanya,semua telah berbeda sekarang.
Kehampaan itu sirna sudah. Saat ini semua perasaan itu bersemi kembali.
Ditengah-tengah salju yang turun. Berharap kesalahan-kesalahan itu tak
terulangi kembali. Angin malam yang berhembus mengantarkan harap ini. Semoga
menjadi kenyataan dan abadi.
0 komentar:
Posting Komentar